Kamis, 30 Oktober 2014
EJARAH DAN PERKEMBANGAN PERBANKA
EJARAH
DAN
PERKEMBANGAN
PERBANKAN
A.
Sejarah
Perbankan
Sejarah
mencatat
asal
mula
dikenalnya
kegiatan
perbankan
adalah
pada
zaman
kerajaan
tempo
dulu
di
daratan
Eropa.
Kemudian
usaha
perbankan
ini
berkembang
ke
Asia
Barat
oleh
para
pedagang.
Perkembangan
perbankan
di
Asia,
Afrika
dan
Amerika
dibawa
oleh
bangsa
Eropa
pada
saat
melakukan
penjajahan
ke
negara
jajahannya
baik
di
Asia,
Afrika
maupun
benua
Amerika.
Bila
ditelusuri,
sejarah
dikenalnya
perbankan
dimulai
dari
jasa
penukaran
uang.
Sehingga
dalam
sejarah
perbankan,
arti
bank
dikenal
sebagai
meja
tempat
penukaran
uang.
Dalam
perjalanan
sejarah
kerajaan
tempo
dulu
mungkin
penukaran
uangnya
dilakukan
antar
kerajaan
yang
satu
dnegan
kerajaan
yang
lain.
Kegiatan
penukaran
ini
sekarang
dikenal
dengan
nama
Pedagang
Valuta
Asing
(
Money
Changer
).
Kemudian
dalam
perkembangan
selanjutnya,
kegiatan
operasional
perbankan
berkembang
lagi
menjadi
tempat
penitipan
uang
atau
yang
disebut
sekarang
ini
kegiatan
simpanan.
Berikutnya
kegiatan
perbankan
bertambah
dengan
kegiatan
peminjaman
uang.
Uangyang
disimpan
oleh
masyarakat,
oleh
perbankan
dipinjamkan
kembali
kepada
masyarakatyang
membutuhkannya.
Jasa
‐
jasa
bank
lainnya
menyusul
sesuai
dengan
perkembangan
zaman
dan
kebutuhan
masyarakat
yang
semakin
beragam.
B.
Sejarah
Perbankan
di
Indonesia
Sejarah
perbankan
di
Indonesia
tidak
terlepas
dari
zaman
penjajahan
Hindia
Belanda.
Pada
masa
itu
terdapat
beberapa
bank
yang
memegang
peranan
penting
di
Hindia
Belanda.
Bank
‐
bank
yang
ada
itu
antara
lain:
1.
De
Javasce
NV.
2.
De
Post
Poar
Bank.
3.
De
Algemenevolks
Crediet
Bank.
4.
Nederland
Handles
Maatscappi
(NHM).
5.
Nationale
Handles
Bank
(NHB).
6.
De
Escompto
Bank
NV.
Di
samping
itu,
terdapat
pula
bank
‐
bank
milik
orang
Indonesia
dan
orang
‐
orang
asing
seperti
dari
Tiongkok,
Jepang,
dan
Eropa.
Bank
‐
bank
tersebut
antara
lain:
1.
Bank
Nasional
indonesia.
2.
Bank
Abuan
Saudagar.
3.
NV
Bank
Boemi.
4.
The
Chartered
Bank
of
India.
5.
The
Yokohama
Species
Bank.
6.
The
Matsui
Bank.
7.
The
Bank
of
China.
8.
Batavia
Bank.
Di
zaman
kemerdekaan,
perbankan
di
Indonesia
bertambah
maju
dan
berkembang
lagi.
Beberapa
bank
Belanda
dinasionalisir
oleh
pemerintah
Indonesia.
Bank
‐
bank
yang
ada
di
zaman
awal
kemerdekaan
antara
lain:
1.
Bank
Negara
Indonesia,
yang
didirikan
tanggal
5
Juli
1946
yang
sekarang
dikenal
dengan
BNI
ʹ
46.
2.
Bank
Rakyat
Indonesia
yang
didirikan
tanggal
22
Februari
1946.
Bank
ini
berasal
dar
De
Algemenevolks
Crediet
Bank
atau
Syomin
Ginko.
3.
Bank
Surakarta
Maskapai
Adil
Makmur
(MAI)
tahun
1945
di
Solo.
4.
Bank
Indonesia
di
Palembang
tahun
1946.
5.
Bank
Dagang
Nasional
Indonesia
tahun
1946
di
Medan.
6.
Indonesian
Banking
Corporation
tahun
1947
di
Yogyakarta,
kemudian
menjadi
Bank
Amerta.
7.
NV
Bank
Sulawesi
di
Manado
tahun
1946.
8.
Bank
Dagang
Indonesia
NV
di
Samarinda
tahun
1950
kemudian
merger
dengan
Bank
Pasifik.
9.
Bank
Timur
NV
di
Semarang
berganti
nama
menjadi
Bank
Gemari.
Kemudian
merger
dengan
Bank
Central
Asia
(BCA)
tahun
1949.
Di
Indonesia,
praktek
perbankan
sudah
tersebar
sampai
ke
pelosok
pedesaan.
Lembaga
keuangan
berbentuk
bank
di
Indonesia
berupa
Bank
Umum,
Bank
Perkreditan
Rakyat
(BPR),
Bank
Umum
Syari
ʹ
ah,
dan
juga
BPR
Syari
ʹ
ah
(BPRS).
Masing
‐
masing
bentuk
lembaga
bank
tersebut
berbeda
karakteristik
dan
fungsinya.
C.
Sejarah
Bank
Pemerintah
Seperti
diketahu
bahwa
Indonesia
mengenal
dunia
perbankan
dari
bekas
penjajahnya,
yaitu
Belanda.
Oleh
karena
itu,
sejarah
perbankanpun
tidak
lepas
dari
pengaruh
negara
yang
menjajahnya
baik
untuk
bank
pemerintah
maupun
bank
swasta
nasional.
Berikut
ini
akan
dijelaskan
secara
singkat
sejarah
bank
‐
bank
milik
pemerintah,
yaitu:
•
Bank
Sentral
,
Bank
Sentral
di
Indonesia
adalah
Bank
Indonesia
(BI)
berdasarkan
UU
No
13
Tahun
1968.
Kemudian
ditegaskan
lagi
dnegan
UU
No
23
Tahun
1999.Bank
ini
sebelumnya
berasal
dari
De
Javasche
Bank
yang
di
nasionalkan
di
tahun
1951.
•
Bank
Rakyat
Indonesia
dan
Bank
Expor
Impor,
Bank
ini
berasal
dari
De
Algemene
Volkscrediet
Bank,
kemudian
di
lebur
setelah
menjadi
bank
tunggal
dengan
nama
Bank
Nasional
Indonesia
(BNI)
Unit
II
yang
bergerak
di
bidang
rural
dan
expor
impor
(exim),
dipisahkan
lagi
menjadi:
1.
Yang
membidangi
rural
menjadi
Bank
Rakyat
Indonesia
dengan
UU
No
21
Tahun
1968.
2.
Yang
membidangi
Exim
dengan
UU
No
22
Tahun
1968
menjadi
Bank
Expor
Impor
Indonesia.
•
Bank
Negara
Indonesia
(BNI
ʹ
46),
Bank
ini
menjalani
BNI
Unit
III
dengan
UU
No
17
Tahun
1968
berubah
menjadi
Bank
Negara
Indonesia
ʹ
46.
•
Bank
Dagang
Negara(BDN),
BDN
berasal
dari
Escompto
Bank
yang
di
nasionalisasikan
dengan
PP
No
13
Tahun
1960,
namun
PP
(Peraturan
Pemerintah)
ini
dicabut
dengan
diganti
dengan
UU
No
18
Tahun
1968
menjadi
Bank
Dagang
Negara.
BDN
merupakan
satu
‐
satunya
Bank
Pemerintah
yangberada
diluar
Bank
Negara
Indonesia
Unit.
•
Bank
Bumi
Daya
(BBD),
BBD
semula
berasal
dari
Nederlandsch
Indische
Hendles
Bank,
kemudian
menjadi
Nationale
Hendles
Bank,
selanjutnya
bank
ini
menjadi
Bank
Negara
Indonesia
Unit
IV
dan
berdasarkan
UU
No
19
Tahun
1968
menjadi
Bank
Bumi
Daya.
•
Bank
Pembangunan
Indonesia
(Bapindo)
•
Bank
Pembangunan
Daerah
(BPD),
Bank
ini
didirikan
di
daerah
‐
daerah
tingkat
I.
Dasar
hukumnya
adalah
UU
No
13
Tahun
1962.
•
Bank
Tabungan
Negara
(BTN),
BTN
berasal
dari
De
Post
Paar
Bank
yang
kemudian
menjadi
Bank
Tabungan
Pos
tahun
1950.
Selanjutnya
menjadi
Bank
Negara
Indonesia
Unit
V
dan
terakhir
menjadi
Bank
Tabungan
Negara
dengan
UU
No
20
Tahun
1968.
•
Bank
Mandiri,
Bank
Mandiri
merupakan
hasil
merger
antara
Bank
Bumi
Daya
(BBD),
Bank
Dagang
Negara
(BDN),
Bank
Pembangunan
Indonesia
(Bapindo)
dan
Bank
Expor
Impor
Indonesia
(Ban
Exim).
Hasil
merger
keempat
bank
ini
dilaksanakan
pada
tahun
1999.
D.
Perkembangan
Perbankan
di
Indonesia
1.
Periode
1988
–
1996
Dikeluarkannya
paket
deregulasi
27
Oktober
1988
(Pakto
88),
antara
lain
berupa
relaksasi
ketentuan
permodalan
untuk
pendirian
bank
baru
telah
menyebabkan
munculnya
sejumlah
bank
umum
berskala
kecil
dan
menengah.
Pada
puncaknya,
jumlah
bank
umum
di
Indonesia
membengkak
dari
111
bank
pada
Oktober
1988
menjadi
240
bank
pada
tahun
1994
‐
1995,
sementara
jumlah
Bank
Perkreditan
Rakyat
(BPR)
meningkat
drastis
dari
8.041
pada
tahun
1988
menjadi
9.310
BPR
pada
tahun
1996
2.
Periode
1997
–
1998
Pertumbuhan
pesat
yang
terjadi
pada
periode
1988
–
1996
berbalik
arah
ketika
memasuki
periode
1997
–
1998
karena
terbentur
pada
krisis
keuangan
dan
perbankan.
Bank
Indonesia,
Pemerintah,
dan
juga
lembaga
‐
lembaga
internasional
berupaya
keras
menanggulangi
krisis
tersebut,
antara
lain
dengan
melaksanakan
rekapitalisasi
perbankan
yang
menelan
dana
lebih
dari
Rp
400
triliun
terhadap
27
bank
dan
melakukan
pengambilalihan
kepemilikan
terhadap
7
bank
lainnya.
Secara
spesifik
langkah
‐
langkah
yang
dilakukan
untuk
menanggulangi
krisis
keuangan
dan
perbankan
tersebut
adalah:
a)
Penyediaan
likuiditas
kepada
perbankan
yang
dikenal
dengan
Bantuan
Likuiditas
Bank
Indonesia
(BLBI)
b)
Mengidentifikasi
dan
merekapitalisasi
bank
‐
bank
yang
masih
memiliki
potensi
untuk
melanjutkan
kegiatan
usahanya
dan
bank
‐
bank
yang
memiliki
dampak
yang
signifikan
terhadap
kebijakannya
c)
Menutup
bank
‐
bank
yang
bermasalah
dan
melakukan
konsolidasi
perbankan
dengan
melakukan
marger
d)
Mendirikan
lembaga
khusus
untuk
menangani
masalah
yang
ada
di
industri
perbankan
seperti
Badan
Penyehatan
Perbankan
Nasional
(BPPN)
e)
Memperkuat
kewenangan
Bank
Indonesia
dalam
pengawasan
perbankan
melalui
penetapan
Undang
‐
Undang
No.
23/1999
tentang
Bank
Indonesia
yang
menjamin
independensi
Bank
Indonesia
dalam
penetapan
kebijakan.
3.
Periode
1999
–
2002
Krisis
perbankan
yang
demikian
parah
pada
kurun
waktu
1997
–
1998
memaksa
pemerintah
dan
Bank
Indonesia
untuk
melakukan
pembenahan
di
sektor
perbankan
dalam
rangka
melakukan
stabilisasi
sistem
keuangan
dan
mencegah
terulangnya
krisis.
Langkah
penting
yang
dilakukan
sehubungan
dengan
itu
adalah:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar